Kamis, 24 November 2016

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Ø  PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, makan bertambalah sistem mata pencaharian hidup dari homogeny menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia memiliki kelebihan dalam kehidupannya. Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya.
Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rohkhaniyah maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari perkembangan dari kebudayaan ini, telah mengubah cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini, akan ditelaah mengenai pertumbuhan pernduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.










                                                                       











                                                                        Bekasi, 23 November 2016





Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan

Gambar terkait

  • Pertumbuhan Penduduk Dunia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi yang terjadi sewaktu – waktu , yang pada dasarnya dihitung antar individu. Pertumbuhan penduduk berlaku untuk semua spesies tapi selalu mengarah kepada manusia.
Ø  Adapun perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai 2006 adalah sebagai berikut:
  
Perekembagan Penduduk Dunia Tahun 1830 – 2006
Tahun
Jumlah Penduduk
Perekembangan per - tahun
1830
1930
1960
1975
1987
1996
2006
1 miliyard
2 miliyard
3 miliyard
4 miliyard
5 miliyard
6 miliyard
7 miliyard
-
1%
1,7%
2,2%
2%
2%
2%


Ø  Bertambah cepatnya penggandaan penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
  
                                                            Penggadaan Penduduk Dunia
Tahun Penggadaan
Perkiraan Penduduk Dunia
Waktu
800 SM
1650 tahun
1830 tahun
1930 tahun
1975 tahun
5 juta
500 juta
1 miliyard
2 miliyard
4 miliyard
-
1500
180
100
45

Ø  Faktor – factor demografi yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk:
1.      Kematian (Mortalitas)
2.      Kelahiran (Fertilitas)
3.      Migrasi

Ø  Tingkat kematian kasar
Adalah bayaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang. Sehingga dapat dituliskan dengan rumus:
CDR = M/P x 1.000
Keterangan :
  • CDR = Angka kematian kasar
  • M = Jumlah kematian selama 1 tahun 
  • P = Jumlah penduduk pertengahan tahun 
  • 1.000 = Konstanta
Kriteria CDR dibedakan menjadi 3 macam :
  • CDR kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
  • CDR antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
  • CDR lebih dari 20, sudah termasuk kriteria tinggi

Ø  Rumus tingkat kematian khusus
      Merupakan angka yang menunjukan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam golongan umur tertentu dalam jangka waktu 1 tahun. Dapat dihitung menggunakan rumus ;


 ASDR = Mi/Pi x 1.000
Keterangan :
  • ASDR = Angka kematian khusus
  • Mi = Jumlah kematian pada kelompok tertentu
  • Pi = Jumlah penduduk pada kelompok tertentu 
  • 1.000 = Konstanta

Ø  Angka Kelahiran

Dalam kebanyakan Analisa, kelompok umur yang berinterval lima tahun digunakan sebagai waktu untuk menghitung angka khusus menurut umur. Biasaya kelompok umur terendah adalah 15 – 19 tahun, sedangkan yang tertinggi dalam kelompok umur 20-an, lalu menurun ketingkat sedang bagi wanita umur 30-an. Angka pada kelompok setelah/di atas 39 tahun biasanya relative kecil.

Ø  Migrasi

Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian mobilitas lebih luas dari pada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan territorial secara permanen dan sementara.

Ø Macam-Macam Migrasi

Berdasarkan wilayah yang dilaluinya migrasi terbagi atas 2 macam, yaitu : Migrasi Internasional dan Migrasi Internal.

Migrasi Internasional
Migrasi Internasional terjadi jika perpindahan penduduk dilakukan melewati batas Negara. Dengan demikian, perpindahan yang terjadi adalah perpindahan antarnegara. Misalnya perpindahan penduduk Indonesia ke Amerika Serikat dan sebagainya.

Migrasi Internasional dilakukan oleh penduduk akrena beberapa factor. Diantaranya bekerja, melanjutkan sekolah, terjadi peperangan di negara asal atau terjadi krisis ekonomi di Negara asalanya. Migrasi Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat tentang keimigrasian di masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama oleh negara – negara maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu stabilitas negara tersebut.

Migrasi Internasional dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu migrasi ke luar (emigrasi) dan migrasi masuk (imigrasi). Penduduk yang melakukan imigrasi disebut imigran. Adapun penduduk yang melakukan emigrasi disebut emigrant.

Migrasi Internal
Migrasi Internal merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu wilayah ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata lain, migrasi internal merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam negeri. Contohnya adalah perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya. Migrasi Internal yang terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan transmigrasi.


   
Ø  Proses Migrasi

Dengan andanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang / penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya.

Proses migrasi pun punya 3 cara yaitu:
1.      Proses migrasi ia menetap di suatu wilayah
2.      Proses migrasi hanya sementara di wiliyah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah tempat asalnya
3.      Hanya sekedar berlibur di wiliayah itu

Dengan adanya Interveining Obtacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi yaitu:
1.      Migrasi bertahap
2.      Migrasi Langsung


 



Ø  Akibat Migrasi

1.      Urbanisasi(migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat memengaruhi pola distribusi penduduk secara keseleruhan.
2.      Migrsi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifitas tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar jawa.
3.       Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk (immigrasi) hanya ada 0,61% dan migrasi keluar (emigrasi) hanya sebesar 0,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia.




Ø  Jenis struktur penduduk

1.      Piramida penduduk muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam perkembangan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.

2.      Piramida stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.

3.      Piramida penduduk tua
                             Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat                                               kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali.
 


Ø  Bentuk piramida


1.      Stasioner

2. Muda

3. Tua


  • ·         Rasio Ketergantungan

         Rasio Ketergantungan (Defendency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah      penduduk umur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah pendduk usia 15-64 tahun (angkatan kerja).Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

·         Sejarah pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia

1.      Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)

Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara

Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.

2.        Zaman Batu Muda (Neolithikum)

Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.

Ciri – ciri zaman batu muda :
1.  Mulai menetap dan membuat rumah
2.  Membentuk kelompok masyarakat desa
3.  Bertani
4.  Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup

Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.

·         Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

A.     Kebudayaan Hindu, Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.

B.      Kebudayaan Islam

Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.

Abad ke 15 ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.

·         Kebudayaan Barat

Unsur kebudayaan barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.